Pengaruh menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI) adalah daya yang ada dan timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut
membentuk watak, kepercayaan atau perbuataan seseorang. Dari pengertian di atas
telah dikemukakan sebelumnya bahwa pengaruh adalah merupakan sesuatu daya yang
dapat membentuk atau mengubah sesuatu yang lain.
Pengaruh adalah suatu keadaan ada hubungan timbal
balik, atau hubungan sebab akibat antara apa yang mempengaruhi dengan apa yang
di pengaruhi. Dua hal ini adalah yang akan dihubungkan dan dicari apa ada hal
yang menghubungkannya. Di sisi lain pengaruh adalah berupa daya yang bisa
memicu sesuatu, menjadikan sesuatu berubah. Maka jika salah satu yang disebut
pengaruh tersebut berubah, maka akan ada akibat yang ditimbulkannya.
Definisi situasi menurut
William Isaac Thomas (1863-1947) adalah persepsi seseorang dan penafsirannya
tentang faktor-faktor sosial yang terjadi pada masa tertentu.
Dari definisi di atas dapat ditarik kesimpulan
bahwa pengaruh situasi terhadap konsumen memiliki pengertian sebagai suatu
kondisi yang dialami oleh konsumen ketika dihadapkan dengan faktor-faktor
sosial yang menyebabkan konsumen melakukan suatu tindakan sebagai suatu timbal
balik dari faktor-faktor sosial yang dirasakan.
Strategi iklan merupakan cara yang paling umum
dilakukan di dunia marketing, karena iklan diharapkan dapat meningkatkan
kesadaran terhadap suatu produk atau jasa sampai akhirnya konsumen
melakukan keputusan pembelian. Selain itu juga iklan memiliki nilai jual yang
besar karena selain meningkatkan kesadaran konsumen, iklan juga dapat
memberikan pengaruh yang bersifat sugestif.
Perbedaan antara iklan dan bentuk komunikasi
marketing lainnya adalah iklan lebih menekankan pada sifatnya yang impersonal
seta komunikasi dengan banyak target pasar melalui beberapa saluran media,
diantaranya adalah media cetak, media elektronik (televisi dan radio), media
internet.
Beberapa macam iklan antara lain :
1. Iklan Antar Bisnis.
Berguna untuk mempromosikan barang-barang atau
jasa non-konsumen, artinya baik pemasangan maupun sasaran iklan adalah
sama-sama perusahaan. Produk yang diiklankan adalah barang antara yang harus
diolah atau menjadi unsur produksi. Yang dimaksud disini adalah barang-barang
bahan baku seperti komponen suku cadang dan alat tulis kantor.
Memiliki ciri khas mengandung unsur tekhnik
daripada unsur emosional yang ditawarkan pada iklan konsumen.
2. Iklan perdagangan
Diarahkan secara khusus kepada kalangan
distributor, pedagang kalangan besarm para agen, eksportir atau importir dan
para pedagang besar / kecil. Barang-barang yang diiklankan adalah barang untuk
dijual kembali.
3. Iklan eceran
Memiliki karakteristik yang berada di antara
iklan perdangan dan iklan barang konsumen.
Contoh : brosur yang diterbitkan oleh pasar
swalayan atau toserba.
4. Iklan bersama
merupakan dukungan iklan yang diberikan oleh
pihak perusahaan atau pabrik kepada para distributor atau pengecer produknya.
Contoh : Iklan roti dan selai.
5. Iklan keuangan
Meliputi iklan-iklan perbankan, jasa tabungan,
asuransi dan investasi. Sebagai pelengkap, iklan yang ditujukan kepada konsumen
atau klien kadang-kadang disertakan pula laporan keuangan perusahaan yang
bersangkutan, termasuk prospektus-prospektus perusahaan secara lengkap
menyongsong penerbitan saham baru, laporan keuangan tahunan.
6. Iklan rekrutmen
Iklan yang ditujukan untuk mencari calon
pegawai atau tenaga kerja. Iklan rekrutmen memiliki bentuk kolom atau selebaran
pada media cetak.
Periklanan Komparatif
Praktek dimana pemasangan iklan secara
langsung atau tidak langsung membandingkan produk mereka dengan produk lainnya,
merupakan cirri khas bahwa produk yang dipromosikan akan lebih unggul dalam
satu atau beberapa pertimbangan penting dalam pembelian, hal ini disebut
periklanan komparatif. Pilihan iklan komparatif bervariasi dalam sifat
perbandingan eksplisitnya dan penyebutan nama merk produknya yang
diperbandingkan.
Para penjual selalu menggunakan pesan
komparatif dalam menyebutkan manfaat produk mereka atas produk pesaingnya.
Demikian pula, para pemasang iklan di media cetak ( surat kabar, majalah)
menggunakan pernyataan komparatif selama berabad-abad. Baru pada awal tahun
1970-an, iklan televise di Amerika Serikat mulai menggunakan perbandingan langsung.
Sejak itu, semua media mengalami peningkatan yang menyolok dalam pemakaian
periklanan komparatif.
Tiga tipe situasi pembelian :
• Straight rebuy : pembelian dilakukan secara
teratur seperti yang sudah dilakukan sebelumnya, tanpa modifikasi.
• Modified rebuy : pembelian dengan melakukan
modifikasi (perubahan) spesifikasi produk, harga persyaratan pengantaran dan
syarat-syarat lainnya.
• New task : pembelia membeli produk jasa
untuk pertama kali. Disini dibutuhkan lebih banyak informasi, lebih banyak
orang terlibat dan waktu yang lebih panjang untuk membuat keputusan.
Tipe-tipe perilaku konsumen :
Pengambilan keputusan oleh konsumen akan
berbeda menurut jenis keputusan pembelian. Assael, seperti dikutip Kotler
(2000) membedakan 4 tipe perilaku pembelian konsumen berdasarkan pada tingkatan
keterlibatan pembeli dan tingkat perbedaan diantara merek.
1. perilaku membeli yang rumit
perilaku membeli yang rumit membutuhkan
keterlibatan yang tinggi dalam pembelian dengan berusaha menyadari
perbedaan-perbedaan yang jelas diantara merek-merek yang ada. Perilaku membeli
ini terjadi pada waktu membeli produk-produk yang mahal, tidak sering dibeli,
beresiko dan dapat mencerminkan diri pembelinya, seperti mobil, tv, pakaian ,
jam tangan, computer pribadi, dll.
Biasanya konsumen tidak tahu terlalu banyak
tentang kategori produk dan harus berusaha untuk mengetahuinya. Sehingga
pemasar harus menyusun strategi untuk memberikan informasi kepada konsumen
tentang atribut produk, kepentingannya, tentang merek perusahaan dan atribut
penting lainnya.
2. perilaku membeli untuk mengurangi
ketidakcocokan
perilaku membeli semacam ini meliputi
keterlibatan yang tinggi pada konsumen menyadari hanya terdapat sedikit
perbedaan di antara berbagai merek. Perilaku membeli ini terjadi untuk
pembelian produk yang harganya mahal, tidak sering dibeli, beresiko dan membeli
secara relative cepat karena perbedaan merek tidak terlihat. Contoh : karpet,
keramik, pipa, dll. Pembeli biasanya mempunyai respon terhadap harga atau yang
memberikan kenyamanan.
3. perilaku membeli berdasarkan kebiasaan
konsumen membeli suatu produk berdasarkan
kebiasaan, bukan berdaasarkan kesetiaan terhadap merek. Konsumen memilih produk
secara berulang bukan karena merek produk, tetapi karena mereka telah mengenal
produk tersebut. Setelah membeli, mereka tidak mengevaluasi kembali mengapa
mereka membeli produk tersebut karena mereka tidak terlibat dengan produk.
Perilaku ini biasanya terjadi pada produk seperti gula, garam, air mineral,
dll.
4. perilaku membeli yang mencari keragaman
perilaku ini memiliki keterlibatan yang
rendah, namun masih terdapat perbedaan merek yang jelas. Konsumen berperilaku
dengan tujuan mencari keragaman dan bukan kepuasan. Jadi merek dalam perilaku
ini bukan merupakan suatu yang mutlak. Sebagai market leader, pemasar dapat
melakukan strategi seperti menjaga agar jangan sampai kehabisan stok atau
dengan promosi-promosi yang dapat mengingatkan konsumen akan produknya.
Karena sekali kehabisan stok, konsumen akan
beralih ke merek lain. Apalagi para pesaing sudah menwarkan barang dengan harga
yang lebih rendah, kupon, sample dan iklan yang mengajak konsumen untuk mencoba
sesuatu yang baru. Ini jelas dicermati dengan baik. Perilaku demikian biasanya
terjadi pada produk-produk yang sering dibeli, harga murah dan konsumen sering
mencoba merek-merek baru.
SUMBER :