Wednesday, January 30, 2013

SENI UPACARA DI JAWA BARAT



Kearifan lokal adalah sumber pengetahuan yang diselenggarakan dinamis, berkembang dan diteruskan oleh populasi tertentu yang terintegrasi dengan pemahaman mereka terhadap alam dan budaya sekitarnya. 

Kearifan lokal adalah dasar untuk pengambilan kebijakkan pada level lokal di bidang kesehatan, pertanian, pendidikan, pengelolaan sumber daya alam dan kegiatan masyarakat pedesaan. 

Dalam kearifan lokal, terkandung pula kearifan budaya lokal. Kearifan budaya lokal sendiri adalah pengetahuan lokal yang sudah sedemikian menyatu dengan sistem kepercayaan, norma, dan budaya serta diekspresikan dalam tradisi dan mitos yang dianut dalam jangka waktu yang lama.  

Jadi, untuk melaksanakan pembangunan disuatu daerah, hendaknya pemerintah mengenal lebih dulu seperti apakah pola pikir dan apa saja yang ada pada daerah yang menjadi sasaran pembangunan tersebut. Adalah sangat membuang tenaga dan biaya jika membuat tempat wisata tanpa memberi pembinaan kepada masyarakat setempat bahwa tempat wisata tersebut adalah  “ikon” atau sumber pendapatan yang mampu mensejahterakan rakyat didaerah itu. Atau lebih sederhananya, sebuah pembangunan akan menjadi sia-sia jika pemerintah daerah tidak mengenal kebiasaan masyarakat atau potensi yang tepat untuk pembangunan didaerah tersebut. 

Pembangunan tersebut akan tidak tepat sasaran, bahkan mungkin akan menyengsarakan rakyat dan tidak membawa kemajuan berarti karena ketidak pahaman pemerintah terhadap kearifan lokal maupun kearifan budaya lokal pada daerah tersebut. Seperti halnya pertambangan emas di wilayah timur Indonesia.  Mungkin mereka membawa keuntungan bagi negara, tapi bagaimanakah tingkat kesejahteraan penduduknya? 

Nampaknya mereka masih ada pada garis kemiskinan yang mengakibatkan kurangnya pendidikan sebagai contohnya adalah Jawa Barat.
Provinsi Jawa Barat adalah provinsi dengan jumlah penduduk terbanyak di Indonesia. Bandung sebagai ibu kota provinsi, merupakan kota dengan jumlah penduduk terbesar ketiga di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya.

Sebagian penduduk Jawa Barat adalah Suku Sunda. Selain itu, ada campuran Sunda dengan Jawa di pantai utara Cirebon serta sebagian kecil pesisir Indramayu. Mata pencaharian penduduk Jawa Barat yang utama adalah bertani. Bertaninya pun bermacam-macam. Ada yang bertani padi, sayur-sayuran, buah-buahan, dan bunga-bungaan. Selain itu, di daerah Jawa Barat juga banyak terdapat perkebunan teh, cengkih, tebu, dan kina.

Kebudayaan masyarakat Jawa Barat terpengaruh dari 4 sumber, yaitu Hindu/Budha, Islam, Jawa, dan kebudayaan barat. Ini dapat dilihat dari upacara yang disertai membakar kemenyan (pengaruh Hindu), doa-doa menurut agama Islam, pakaian pernikahan tanpa baju dan berbentuk wayang orang (pengaruh Jawa Tengah), dan seni macapat. Kali ini saya akan membahas tentang kesenian upacara yang disertai membakar kemenyan.

Upacara itu dimulai oleh seorang punduh (sesepuh upacara) perempuan, yang berdoa sambil membakar kemenyan, memohon kepada Tuhan Yang Maha Kuasa dan mengucapkan rasa syukurnya atas hasil panen yang didapat. Setelah sampai di suatu tempat, kucing dan ayam jago dimandikan, kemudian dilepas. Gondang pun dimainkan. 

Lain halnya dengan gondang yang dimainkan untuk kepentingan kenduri. Suara lesungnya yang terdengar sampai jauh, berfungsi sebagai pemberitahuan atau sebagai tanda adanya seseorang yang akan mengadakan kenduri. Suara tutunggulan dan nyanyian-nyanyian itu adalah undangan kepada khalayak ramai untuk datang kepada orang yang punya kenduri. 

Tutunggulan biasanya dilakukan jauh hari sebelum kenduri seseorang itu dilaksanakan. Biasanya selama tiga hari sampai dengan seminggu. Akan tetapi, ritus-ritus tersebut kini mulai hilang dan gondang pun jarang dimainkan lagi. 
Pola permainannya dibagi menjadi dua bagian, yakni tutunggulan dan nyanyian. Dalam Gondang Buhun terdapat empat jenis tutunggulan yang paling dominan, setiap jenisnya mempunyai irama yang khas.

http://www.disparbud.jabarprov.go.id/wisata/dest-det.php?id=...
- Buku Salam Sahabat Nusantara: Jawa Barat yang Memesona, Penerbit: Doenia Aksara
- Muflihah, Rangkuman Pengetahuan Umum Lengkap Sekolah Dasar, Penerbit: Puspa Swara, Jakarta, 2007.


No comments:

Post a Comment