Republik Indonesia adalah negara di Asia Tenggara, yang dilintasi garis khatulistiwa dan berada di antara benua Asia dan Australia serta antara Samudra
Pasifik dan Samudra Hindia. Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia dan juga merupakan Negara berpenduduk
terbesar keempat didunia dan terdiri dari berbagai suku, bahasa dan agama yang
berbeda.
Sebagai
suatu bangsa yang besar, pengelolaannya tidak mudah jika ditinjau dari sisi ilmu
manajemen yang didefinisikan sebagai berikut :
Manajemen adalah penggunaan sumberdaya
organisasi untuk mencapai sasaran dan kinerja yang tinggi dalam berbagai tipe
organisasi profit maupun non
profit dan merupakan hasil satu atau lebih manajer yg secara individu maupun
bersama-sama menyusun dan mencapai tujuan organisasi dgn melakukan
fungsi-fungsi terkait (perencanaan,
pengorganisasian, penyusunan staf, pengarahan dan pengawasan)
dalam mengkoordinasi berbagai sumber daya.
Begitu
pula didalam organisasi pemerintahan, bagaimana menyusun
kabinet, jumlah dan fungsi kementerian, merencanakan peningkatan ekspor,
merencanakan peningkatan pendidikan nasional agar lebih bermutu, merencanakan
pembangunan pariwisata, kedaulatan pangan dan lain sebagainya.
Selanjutnya pemerintah perlu melakukan pengendalian agar rakyat dapat hidup tenang dibawah perlindungan hukum dan itulah sebabnya mengapa Negara kita disebut sebagai Negara hukum.
Selanjutnya pemerintah perlu melakukan pengendalian agar rakyat dapat hidup tenang dibawah perlindungan hukum dan itulah sebabnya mengapa Negara kita disebut sebagai Negara hukum.
Didalam
kehidupan berbangsa dan bernegara, setiap rakyat pasti memiliki harapan. Rakyat
memang berhak memiliki harapan, didalam ilmu budaya dasar dikatakan bahwa
dengan adanya harapan yang dimiliki, ia akan selalu berupaya untuk meningkatkan
kualitas hidupnya. Artinya,ia mempunyai kewajiban untuk berbuat lebih baik lagi
bagi hidupnya. Harapan inilah yang memungkinkan rakyat Indonesia untuk
menghadapi tantangan dan pesoalan hidup.
Meskipun tidak semua harapan dapat terwujud, namun pasti ada harapan setidaknya harapan untuk mendapatkan keadilan.
Meskipun tidak semua harapan dapat terwujud, namun pasti ada harapan setidaknya harapan untuk mendapatkan keadilan.
Apabila
keadilan adalah keseimbangan dalam hal implementasi hak dan kewajiban, maka ada
tiga paradigma yang harus menjadi fokus perhatian semua pihak di Negara ini
yaitu :
Pertama, hak dan kewajiban warga Negara terhadap bangsa
dan negaranya.
Contoh yang paling sederhana mengenai hak dan kewajiban warga
Negara terhadap bangsa dan negaranya adalah membayar pajak. Siapapun orang
itu,tidak ada kecualinya bahwa ia mempunyai kewajiban unutk membayar pajak
kepada Negara. Hasil pembayaran pajak itu digunakan untuk memperbaiki dan
membangun fasilitas umum dan fasilitas soial misalnya, membangun atau
memperbaiki rumah sakit, membangun puskesmas, atau perbaikan system
transportasi serta perbaikan armada angkutan umum baik darat,laut dan udara
yang kesemuanya demi peningkatan kesejahteraan rakyat.
Kedua, hak dan kewajiban warga Negara terhadap sesama
warga Negara. Contoh yang paling sederhana misalnya didalam suatu lingkungan
RT. Hasil kesepakatan melalui rapat adalah bahwa setiap keluarga diwajibkan
membayar uang keamanan dan uang sampah sebesar yang telah ditentukan.
Dalam hal ini,setiap keluarga ,mempunyai kewajiban yang harus ditunaikan dan juga setiap keluarga memiliki hak untuk mendapatkan rasa aman dan menikmati lingkungan bersih. Kerja bakti dan ronda malam secara bergiliran juga merupakan hak dan kewajiban warga Negara terhadap sesama warga Negara.
Dalam hal ini,setiap keluarga ,mempunyai kewajiban yang harus ditunaikan dan juga setiap keluarga memiliki hak untuk mendapatkan rasa aman dan menikmati lingkungan bersih. Kerja bakti dan ronda malam secara bergiliran juga merupakan hak dan kewajiban warga Negara terhadap sesama warga Negara.
Ketiga, hak dan kewajiban Negara atau pemerintah
terhadap warga negaranya, dari semua itu, maka hak itulah yang menjadi tumpuan
harapan bagi perbaikan hidup dan kehidupan setiap orang, dan hak setiap orang
pula untuk mendapatkan haknya demi perbaikan hidupnya. Kewajiban Negara terhadap
warga negaranya dalam hal ini adalah memberikan pelayanan (dalam bentuk apapun)
kepada rakyatnya dengan baik dan manusiawi.
Semua berhak mendapat pelayanan yang baik. Bukankah setiap warga Negara berhak mendapat pelayanan yang baik? Bukankah mereka yang membeli tiket kelas ekonomi manusia sama halnya dengan mereka yang membeli tiket kelas bisnis? Jadi,semua itu harus ada keseimbangan hak dan kewajiban. Karena keseimbangan keduanya menunjukan perlakuan adil,dan keadilan itu adalah harapan.
Semua berhak mendapat pelayanan yang baik. Bukankah setiap warga Negara berhak mendapat pelayanan yang baik? Bukankah mereka yang membeli tiket kelas ekonomi manusia sama halnya dengan mereka yang membeli tiket kelas bisnis? Jadi,semua itu harus ada keseimbangan hak dan kewajiban. Karena keseimbangan keduanya menunjukan perlakuan adil,dan keadilan itu adalah harapan.
Lalu
bagaimana cara para pemimpin negeri ini memimpin bangsanya, konsep apa yang
dipakainya, apa yang harus dilakukan dalam upaya merealisasikan harapan
rakyatnya?..
Sebagai
suatu bangsa yang berdaulat, Indonesia memiliki falsafah bangsa yang kita kenal
sebagai Pancasila. Didalam penjabaran Pancasila dikatakan bahwa seorang
pemimpin adalah seseorang yang memiliki kelebihan sehingga dia memiliki
kekuasaan dan kewibawaan untuk menggerakan dan membimbing bawahannya dalam
mencapai tujuan tertentu.
Tujuan tertentu inilah yang menjadi harapan dan realisasi harapan-harapan itulah yang digantungkan seluruh rakyat kepada pemimpinnya.
Tujuan tertentu inilah yang menjadi harapan dan realisasi harapan-harapan itulah yang digantungkan seluruh rakyat kepada pemimpinnya.
Seorang
pemimpin yang berasaskan ideologi Pancasila seharusnya memberi contoh yang baik
dan bermoral dalam segala periaku dan tindakannya serta memiliki konsep dan
karakteristik kepemimpinan sebagai berikut :
· Berke-Tuhan-an
Yang Maha Esa,artinya bahwa seorang
pemimpin itu dituntut mutlak untuk memiliki keyakinan beragama, keimanan dan ketakwaan
kepada Tuhan Yang Maha Esa. Secara implisit hal ini menggambarkan bahwa seorang
pemimpin dan kewajiban yang sama dengan rakyatnya dihadapan Tuhan.
· Ing ngarsa sung
tulada, mempunyai makna bahwa
seorang pemimpin itu harus selalu memberi teladan,memberi contoh yang baik
kepada rakyatnya dan harus selalu mengabdi dan membela kepentingan rakyatnya,
ia harus bijak dalam memerintah,juga dalam memberi nasihat,dan dalam mengambil
keputusan serta menjalankan keputusan.
· Ing madya mangun
karsa, artinya bahwa seorang
pemimpin itu harus selalu memotivasi rakyatnya untuk selalu berkarya
sebaik-baiknya,selalu berprestasi dan selalu bertindak secara moral. Pemimpin
juga harus mengetahui aspirasi-aspirasi rakyatnya dan mengerti apa yang harus
dilakukannya
· Tut wuri handayani,
artinya memberi dorongan
agar rakyatnya itu memiliki kepercayaan diri dan dapat bekerja dengan
sebaik-baiknya, kreatif serta memiliki inisiatif untuk tidak selalu tergantung
kepada pemimpinnya.
· Waspada purba
wisesa. Disini memiliki makna bahwa
seorang pemimpin itu memiliki wibawa, kelebihan dan memiliki kemampuan untuk
memprediksi apa yang akan terjadi
· Ambeg paramaarta, memiliki arti bahwa pemimpin
itu harus memiliki sifat pemurah, dermawan, dan adil, tidak sewenang-wenang
atau otoriter terhadap rakyatnya.
· Prasaja artinya
bersahaja atau sederhana. Seorang pemimpin memang harus hidup sederhana karena ia
adalah contoh teladan bagi rakyatnya. Ia harus memberi contoh hidup sederhana
karena tidak semua rakyatnya adalah orang kaya.
· Satya artinya
setia. Pemimpin itu harus setia
kepada atasannya, koleganya, bawahannya, rakyatnya, bangsanya, dan negaranya.
Pemimpin juga harus selalu menepati janji, tidak boleh berkhianat, dapat
dipercaya, selalu bersungguh-sungguh dalam bekerja.
· Hemat. Hemat ini berhubungan
dengan harta kekayaan. Artinya tidak boros. Secara khusus hemat artinya
hati-hati, cermat, penuh perhitungan dan teliti.
· Terbuka. Sifat ini mempunyai makna
bahwa seorang pemimpin itu harus berkomunikatif. Mau mendengar pendapat dan kritik
dari orang lain, selalu belajar dari pengalaman,juga belajar untuk memperluas
wawasan dan pengetahuannya demi membimbing rakyatnya.
· Legawa,artinya rela, ridha dan ikhlas.
Ikhlas untuk berkorban baik secara material maupun non-material. Sikap ini juga
akan menjadikan seorang pemimpin itu memiliki sikap bersahaja,tawakal,serta
selalu berjuang tanpa pamrih.
· Ksatria. Seorang ksatria harus
berbudi luhur,mampu mengendalikan diri, mau mengakui kesalahan dan meminta maaf
atas kesalahan, jujur, penolong, dermawan mengutamakan kepentingan umum.
Pada akhirnya,pemimpin harus
menjadi patron, menjadi teladan, menjadi contoh bagi rakyatnya. Karena semua
tindakannya itu menjadi sorotan rakyat, maka segala perilaku dan tindakannya
itu harus dilandasi dengan nilai-nilai moral, dalam hal ini moralitas
Pancasila. Tujuan dari upaya-upaya dalam mewujudkan harapan selurh rakyat
bangsa Indonesia sesungguhnya adalah terciptanya keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia.
Sumber tulisan :
1.
Buku materi pokok Ilmu Budaya Dasar oleh Dra. Yulia Budiwati, M.Si
2.
15 kepemimpinan menghadapi masa depan oleh Ginandjar
Kartasasmita (Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Ketua Bappenas)
3.
Makalah studi kepemimpinan demokrasi dalam perspektif islam oleh Brigita
Win Erwina
4.
Buku Manajemen jilid 1 oleh James A.F Stoner, Edward Freeman, Daniel
Gilbert
No comments:
Post a Comment