Menurut Gregory, sejarah membuktikan negara yang dewasa
ini menjadi negara maju, dan terus berpacu dengan teknologi/informasi tinggi
pada dasarnya dimulai dengan suatu etos kerja yang sangat kuat untuk berhasil.
Maka tidak dapat diabaikan etos kerja merupakan bagian yang patut menjadi
perhatian dalam keberhasilan suatu perusahaan, perusahaan besar dan terkenal
telah membuktikan bahwa etos kerja yang militan menjadi salah satu dampak
keberhasilan perusahaannya. Etos kerja seseorang erat kaitannya dengan
kepribadian, perilaku, dan karakternya. Setiap orang memiliki internal being
yang merumuskan siapa dia. Selanjutnya internal being menetapkan respon, atau
reaksi terhadap tuntutan external. Respon internal being terhadap tuntutan
external dunia kerja menetapkan etos kerja seseorang
Etos
berasal dari bahasa yunani ethos yakni karakter, cara hidup, kebiasaan
seseorang, motivasi atau tujuan moral seseorang serta pandangan
dunia mereka, yakni gambaran, cara bertindak ataupun gagasan yang paling
komprehensif mengenai tatanan. Dengan kata lain etos adalah aspek evaluatif
sebagai sikap mendasar terhadap diri dan dunia mereka yang direfleksikan dalam
kehidupannya
Menurut
Toto Tasmara, Etos kerja adalah totalitas kepribadian dirinya serta caranya
mengekspresikan, memandang, meyakini dan memberikan makna ada sesuatu, yang
mendorong dirinya untuk bertindak dan meraih amal yang optimal sehingga pola
hubungan antara manusia dengan dirinya dan antara manusia dengan makhluk
lainnya dapat terjalin dengan baik. Etos kerja berhubungan dengan beberapa hal
penting seperti:
a.
Orientasi ke masa depan, yaitu segala sesuatu direncanakan dengan baik, baik
waktu, kondisi untuk ke depan agar lebih baik dari kemarin.
b.
Menghargai waktu dengan adanya disiplin waktu merupakan hal yang sangat penting
guna efesien dan efektivitas bekerja.
c.
Tanggung jawab, yaitu memberikan asumsi bahwa pekerjaan yang dilakukan
merupakan sesuatu yang harus dikerjakan dengan ketekunan dan kesungguhan.
d.
Hemat dan sederhana, yaitu sesuatu yang berbeda dengan hidup boros, sehingga
bagaimana pengeluaran itu bermanfaat untuk kedepan.
e.
Persaingan sehat, yaitu dengan memacu diri agar pekerjaan yang dilakukan tidak
mudah patah semangat dan menambah kreativitas diri.
Secara
umum, etos kerja berfungsi sebagai alat penggerak tetap perbuatan dan kegiatan
individu sebagai seorang pengusaha atau manajer. Menurut A. Tabrani Rusyan, fungsi
etos kerja adalah:
(a) pendorang timbulnya perbuatan
(b) penggairah dalam aktivitas
(c) penggerak, seperti; mesin bagi mobil, maka besar kecilnya motivasi yang akan menentukan cepat lambatnya suatu perbuatan.
(b) penggairah dalam aktivitas
(c) penggerak, seperti; mesin bagi mobil, maka besar kecilnya motivasi yang akan menentukan cepat lambatnya suatu perbuatan.
Cara Menumbuhkan Etos Kerja :
1. Menumbuhkan sikap optimis :
- Mengembangkan semangat dalam diri
- Peliharalah sikap optimis yang telah dipunyai
- Motivasi diri untuk bekerja lebih maju
2. Jadilah diri anda sendiri :
- Lepaskan impian
- Raihlah cita-cita yang anda harapkan
3. Keberanian untuk memulai :
- Jangan buang waktu dengan bermimpi
- Jangan takut untuk gagal
- Merubah kegagalan menjadi sukses
4. Kerja dan waktu :
- Menghargai waktu (tidak akan pernah ada ulangan waktu)
- Jangan cepat merasa puas
5. Kosentrasikan diri pada pekerjaan :
- Latihan berkonsentrasi
- Perlunya beristirahat
6. Bekerja adalah sebuah panggilan Tuhan
Aspek Kecerdasan yang Perlu Dibina dalam Diri, untuk Meningkatkan Etos Kerja :
1. Kesadaran : keadaan mengerti akan pekerjaanya.
2. Semangat : keinginan untuk bekerja.
3. Kemauan : apa yang diinginkan atau keinginan, kehendak dalam bekerja.
4. Komitmen : perjanjian untuk melaksanakan pekerjaan (janji dalam bekerja).
5. Inisiatif : usaha mula-mula, prakarsa dalam bekerja.
6. Produktif : banyak menghasilkan sesuatu bagi perusahaan.
7. Peningkatan : proses, cara atau perbuatan meningkatkan usaha, kegiatan dan sebagainya dalam bekerja.
8. Wawasan : konsepsi atau cara pandang tentang bekerja.
1. Menumbuhkan sikap optimis :
- Mengembangkan semangat dalam diri
- Peliharalah sikap optimis yang telah dipunyai
- Motivasi diri untuk bekerja lebih maju
2. Jadilah diri anda sendiri :
- Lepaskan impian
- Raihlah cita-cita yang anda harapkan
3. Keberanian untuk memulai :
- Jangan buang waktu dengan bermimpi
- Jangan takut untuk gagal
- Merubah kegagalan menjadi sukses
4. Kerja dan waktu :
- Menghargai waktu (tidak akan pernah ada ulangan waktu)
- Jangan cepat merasa puas
5. Kosentrasikan diri pada pekerjaan :
- Latihan berkonsentrasi
- Perlunya beristirahat
6. Bekerja adalah sebuah panggilan Tuhan
Aspek Kecerdasan yang Perlu Dibina dalam Diri, untuk Meningkatkan Etos Kerja :
1. Kesadaran : keadaan mengerti akan pekerjaanya.
2. Semangat : keinginan untuk bekerja.
3. Kemauan : apa yang diinginkan atau keinginan, kehendak dalam bekerja.
4. Komitmen : perjanjian untuk melaksanakan pekerjaan (janji dalam bekerja).
5. Inisiatif : usaha mula-mula, prakarsa dalam bekerja.
6. Produktif : banyak menghasilkan sesuatu bagi perusahaan.
7. Peningkatan : proses, cara atau perbuatan meningkatkan usaha, kegiatan dan sebagainya dalam bekerja.
8. Wawasan : konsepsi atau cara pandang tentang bekerja.
Pada umumnya masyarakat jawa dikenal sebagai masyarakat yang
mempunyai prinsip ‘alon-alon asal klakon’yang
artinya perlahan tapi pasti terlaksana.
Hal itu menimbulkan
tanggapan bahwa masyarakat Jawa menunjukan sifat-sifat lamban dan kurang
enerjik.
Pada era modern saat
ini,sikap yang serba lamban dan kurang enerjik itu tidak tepat lagi digunakan.
Karena secara ekonomis,segala tindakan yang serba lamban memiliki konsekuensi
biaya yang tinggi. Hal itu menimbulkan suatu permasalahan bagi sebuah
organisasi.
Peran seorang manajer dalam
membentuk kepribadian bawahannya sangatlah berpengaruh besar. Namun,bagaimana
seorang manajer mampu menempatkan dirinya disebuah kesukuan yang berbeda-beda
didalam organisasinya.
Sebaliknya,berdasarkan hasil
penelitian,prinsip yang dimiliki suku Jawa yaitu ‘alon-alon asal klakon’
ternyata mengandung nilai kearifan seperti melakukan kecermatan,kehati-hatian
atau perhitungan yang matang dalam bertindak.
Dengan begitu,seorang manajer selayaknya memiliki kecerdasan
yang tepat guna untuk mengatasi tercapainya sebuah tujuan dengan berorganisasi
bersama masyarakat suku Jawa. Kesabaran yang harus dimiliki seorang
manajer,tidak berarti digunakan untuk menunda pekerjaan,tetapi menjadikan
sebuah prinsip keanggotaan dalam mencapai tujuan dan sasaran bersama.
No comments:
Post a Comment