Budaya
telah menjadi konsep penting dalam memahami masyarakat dan kelompok manusia
untuk waktu yang lama. Budaya, dalam arti antropologi dan sejarah, adalah inti
dari kelompok atau masyarakat tertentu, apa yang berbeda mengenai cara para
anggotanya saling berinteraksi dan dengan orang dari luar lingkungan dan
bagaimana mereka menyelesaikan apa yang dikerjakannya.
Dalam
lima belas tahun terakhir konsep budaya organisasi telah diperluas oleh
mahasiswa organisasi untuk menjelaskan banyak hal yang terjadi di dalam
organisasi. Sebenernya budaya organisasi yang kuat, diakui secara luas sering
kali disebutkan sebagai alasan suksesnya organisasi. Sejumlah organisasi
menanamkan budaya tertentu seperti upacara, penghargaan, gaya dekoratif, dan
berbagai bentuk simboli lain dari komunikasi yang merupakan sifat budaya
perusahaan yang menjadi pedoman tindakan anggota organisasi.
Walaupun
beberapa aspek budaya organisasi sudah jelas terlihat, banyak aspek lain yang
tidak begitu nyata, aspek-aspek terbuka, sasaran perusahaan yang dinyatakan
secara formal, teknologi, struktur, kebajikan, dan prosedur, serta sumber
keuangan, di bawah permukaan terletak aspek-aspek yang tersembunyi.
Oleh
karena itu budaya adalah bagaimana organisasi belajar berhubungan dengan
lingkungan. Budaya merupaka bauran kompleks dari asumsi, tingkah laku, cerita,
mitos, metafora, dan ide yang lain yang digabungkan menjadi satu untuk
menentukan apa arti dalam bekerja dalam suatu organisasi tertentu.
Budaya
tidak akan terlepas dari unsur organisasi yang erat hubungannya dengan peran
seorang manajer. Peran manajer salah satunya adalah mengelola.
Berbicara
tentang mengelola,mengelola merupakan tugas manajemen puncak yang tidak dapat
didelegasikan dan merupakan sebuah kekuasaan maupun keahlian.
Hal yang
dikelola biasanya dimulai dengan melihat peta kebudayaan organisasi,karena
adanya tuntutan kebudayaan.
Hal-hal
yang seyogyanya dilakukan seorang manajer adalah mengubah budaya untuk
mendorong perubahan organisasi. Namun mengubah budaya bukanlah perkara yang
mudah,karena memerlukan pengukuran budaya organisasi dalam hubungannya dengan
perubahan organisasi.
Seorang
manajer harus mampu melihat dan merancang beberapa pertanyaan untuk dijadikan
pilihan strategis.
Apakah kebudayaan
yang sekarang telah disesuaikan dengan strateginya?
Jika
tidak,apakah strategi itu dapat disesuaikan?
Jika
tidak,perubahan kebudayaan apa yang diperlukan?
Jika
perubahan ini dapat dilaksanakan,apakah kita mempunyai orangnya?
Berapa
biayanya dalam pengertian perhatian manajemen dan uang?
Apakah
manfaat yang diharapkan lebih besar dari biayanya?
Bagaimana
rentang waktu yang realistis untuk perubahan itu?
Jika masih ragu,lebih baik
mengubah strategi. Subkebudayaan berbeda dapat memerlukan pendekatan yang
berbeda.
No comments:
Post a Comment