Seorang manajer harus
mengetahui tujuan seorang pekerja dan tindakan-tindakan yang harus diambil
pekerja untuk mencapainya. Banyak teori motivasi dan penemuan yang mencoba
menjelaskan hubungan perilaku dan hasil. Menurut Wahjosumidjo, motivasi adalah
dorongan kerja yang timbul pada diri seseorang untuk berperilaku dalam mencapai
tujuan yang telah ditentukan. Dengan kata lain adalah dorongan dari luar
terhadap seseorang agar mau melaksanakan sesuatu. Dengan dorongan (driving
force) dimaksudkan desakan yang alami untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan
hidup, dan kecenderungan untuk mempertahankan hidup. Kunci yang terpenting
untuk itu tak lain adalah pengertian yang mendalam tentang manusia. Manusia
dalam aktivitas kebiasaannya memiliki semangat untuk mengerjakan sesuatu
asalkan dapat menghasilkan sesuatu yang dianggap oleh dirinya memiliki suatu
nilai yang berharga, yang tujuannya jelas untuk melangsungkan kehidupannya,
rasa tentram, rasa aman dan sebagainya.
Budaya organisasi dan
motivasi terhadap suatu perusahaan berpengaruh terhadap baik buruknya kinerja
karyawan pada suatu perusahaan. Kepuasan kerja dalam suatu perusahaan
dipengaruhi pula terhadap budaya organisasi serta motivasi. Dalam hal ini
kepuasan kerja dalam karyawan diantaranya kesempatan untuk maju, gaji,keamanan
kerja dan sebagainya, berpengaruh terhadap kinerja, Jadi kinerja suatu
perusahaan dipengaruhi oleh budaya organisasi, motivasi dan kepuasan kerja pada
suatu perusahaan.
Motivasi
ini juga hanya diberikan kepada manusia, khususnya kepada para bawahan atau
pengikut. Motivasi penting karena dengan motivasi ini diharapkan setiap
individu karyawan mau bekerja keras dan antusias untuk mencapai produktivitas
kerja yang tinggi. Motivasi harus diberikan pimpinan terhadap bawahannya karena
adanya dimensi tentang pembagian pekerjaan untuk dilakukan dengan
sebaik-baiknya.
Kepuasan
kerja merupakan “perasaan seseorang terhadap pekerjaan” ini berarti bahwa
konsepsi kepuasan kerja semacam ini melihat kepuasan kerja itu sebagai hasil
interaksi manusia dengan lingkungan kerjanya
Faktor-faktor
Motivasi :
Faktor-faktor
motivasi menyangkut kebutuhan psikologis yang berhubungan dengan penghargaan
terhadap pribadi yang secara langsung berkaitan dengan pekerjaan, misalnya
status, prestasi, pengakuan, pekerjaan yang dilakukan, tanggung jawab, dan
sebagainya.
Faktor
yang memberikan kepuasan (faktor-faktor yang memotivasi) dihubungkan dengan
faktorfaktor intrinsik yang membuat pekerjaan menjadi menarik, seperti : prestasi,
pengakuan, tanggung jawab, dan kemajuan semua yang berhubungan dengan isi dan
imbalan dari prestasi kerja. Faktor-faktor ketidakpuasan (faktor hygiene)
dihubungkan dengan faktor-faktor ekstrinsik mencakup gaji, kondisi kerja,
kebijakan perusahaan, dan semua yang mempengaruhi konteks di mana kerja
dilaksanakan.
Pada
umumnya, seseorang dalam memenuhi kebutuhan hidupnya dimulai dari
aspek fisiologis,
rasa aman, sosial, keakuan, dan aktualisasi. Namun dalam kasus tertentu
ada pula orang yang
tidak melalui urutan kebutuhan seperti bentuk piramid secara utuh.
Untuk memelihara dan
mempertahankan motivasi kerja karyawan dalam upaya
meningkatkan kinerja
organisasi perlu dipenuhi terlebih dahulu apa yang menjadi motif kerjanya. Jika
motif-motif yang menjadi penggerak dan
motivator karyawan tidak dipenuhi, maka sulit bagi karyawan dalam membangkitkan
motivasi dirinya untuk
mewujudkan kinerja
organisasi sesuai yang diharapkan.
Beberapa
faktor utama yang dapat mempengaruhi kinerja karyawan dalam
melakukan
pekerjaannya, antara lain motivasi, kemampuan, dan lingkungan kerja. Faktor motivasi
memiliki hubungan langsung dengan kinerja karyawan, sedangkan faktor kemampuan
dan lingkungan karja memiliki hubungan tidak langsung. Baik faktor
kemampuan maupun
lingkungan kerja keberadaannya sangat berpengaruh terhadap
motivasi kerja
karyawan sehingga untuk meningkatkan kinerja harus dimulai dengan bagaimana
membangun dan meningkatkan motivasi kerja itu sendiri.
No comments:
Post a Comment